TIMES BANTEN, JAKARTA – Petinju Isabel Rivero resmi menyandang gelar juara dunia WBA kelas minimum ringan putri (46,2 kg) setelah mengalahkan Silvia Torres dalam pertarungan sengit di Valladolid, Spanyol. Laga yang berlangsung di Polideportivo Pilar Fernandez Valderrama tersebut menyuguhkan duel teknis dan berintensitas tinggi selama 12 ronde.

Menurut laporan resmi WBA yang dipantau di Jakarta, Selasa, Rivero menang melalui keputusan mayoritas dengan skor juri 97–93, 96–94, dan 95–95. Data skor ini menggambarkan ketatnya persaingan, di mana dua juri menilai Rivero unggul tipis, sementara satu juri memberikan hasil imbang.

Duel Ketat: Akurasi Rivero vs Power Torres

Secara teknis, pertarungan menunjukkan kontras gaya yang menarik. Rivero tampil dengan akurasi kontrol jarak, memanfaatkan pukulan balik presisi untuk mengumpulkan poin secara konsisten. Sebaliknya, Torres mengandalkan power punches dan kecerdasan ring untuk menekan dan mengganggu ritme lawannya.

Model pertarungan ini menghasilkan distribusi skor yang ketat, mencerminkan duel strategi antara efisiensi teknik dan agresivitas berbasis tenaga.

Gelar Dunia Pertama untuk Rivero

Kemenangan ini menjadi tonggak baru dalam karier Rivero. Setelah dua kali meraih gelar Eropa dan dikenal sebagai pionir tinju putri di kawasan Castilla y Leon, ia kini menjadi wanita ketiga dalam sejarah Spanyol yang meraih sabuk WBA.

Hasil ini sekaligus memperbaiki rekornya menjadi 12 kemenangan (1 KO) dan 3 kekalahan.

Menuju Puncak Peringkat Dunia

Dengan sabuk WBA kini melingkar di pinggangnya, Rivero melesat ke peringkat teratas divisi minimum ringan. Posisi tersebut membuka peluang menuju gelar absolut serta potensi pertarungan unifikasi dengan kampiun badan tinju dunia lainnya.

WBA juga menilai malam pertarungan di Valladolid sebagai momen penting dalam perkembangan tinju wanita Spanyol, menegaskan meningkatnya kualitas atlet di panggung internasional.

Sementara itu, kekalahan ini menghentikan upaya Silvia Torres merebut gelar dunia tambahan. Meski demikian, performanya yang kompetitif sepanjang 12 ronde tetap menegaskan posisinya sebagai salah satu petinju elit di kelas minimum ringan.(*)