TIMES BANTEN, CIANJUR – Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat (Dishub Jabar) mengambil langkah penting dalam upaya mengantisipasi lonjakan mobilitas masyarakat selama periode Libur Nataru (Natal 2025 dan Tahun Baru 2026).
Kebijakan ini berfokus pada upaya mengurangi kemacetan yang diprediksi akan meningkat signifikan di jalur-jalur wisata utama, khususnya di kawasan Puncak Cianjur-Bogor.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menyadari betul perihal pentingnya menjaga kelancaran arus Nataru, yang menjadi target utama dari kebijakan tersebut.
Kebijakan yang diterapkan Dishub Jabar adalah dengan meliburkan sementara operasional angkutan kota (angkot), delman, dan becak di beberapa wilayah yang rawan macet.
Pemilihan kendaraan ini didasarkan pada data jumlah kendaraan yang terdampak di berbagai daerah, di mana Bogor tercatat paling tinggi dengan 1.825 angkot, diikuti Cianjur dengan 1.416 angkot.
Penghentian sementara operasional angkutan ini berlaku pada hari Rabu-Kamis, 24-25 Desember 2025 serta Rabu-Kamis, 31 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), menegaskan bahwa pemerintah tidak akan lepas tangan dalam hal ini. Ia memutuskan untuk memberikan kompensasi kepada pemilik dan sopir angkot yang melayani kawasan Puncak, baik di Kabupaten Bogor maupun Kabupaten Cianjur, yang diminta berhenti beroperasi sementara.
"Kebijakan ini diambil demi tetap melindungi penghasilan para sopir," kata mantan Bupati Purwakarta ini dikutip TIMES Indonesia dari akun Instagram @dedimulyadi71, Rabu (17/12/2025).
Besaran kompensasi yang diberikan adalah Rp200 ribu per orang per hari, dan berlaku selama empat hari, yakni pada 24-25 Desember 2025 dan 30-31 Desember 2025.
Secara total, setiap penerima akan mendapatkan Rp800 ribu. Sasaran penerima kompensasi ini mencakup total 1.825 penerima, terdiri dari pemilik angkot, sopir utama, dan sopir cadangan.
Dengan adanya langkah strategis ini, lebih jauh Dishub Jabar berharap agar kawasan Puncak, serta jalur Cianjur-Bogor, bisa menjadi lebih lancar dan nyaman selama Libur Nataru 2026.
Pengurangan jumlah kendaraan seperti angkot, delman, dan becak di titik-titik rawan macet diproyeksikan dapat secara signifikan mengurai kemacetan. Fokus utama penerapan kebijakan ini adalah pada tujuh titik wisata yang diproyeksikan mengalami lonjakan pengunjung. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Atasi Kemacetan Libur Nataru, Angkot di Puncak Cianjur-Bogor Dihentikan Sementara
| Pewarta | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Ronny Wicaksono |