TIMES BANTEN, SLEMAN – Ketua Dewan Pembina Koperasi Mekar Digital Sejahtera (MDS Coop), Rini Soemarno melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin di Dusun Pondok Dawung, Kalurahan Bimomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Sabtu (27/9/2025).
Mantan Menteri BUMN itu datang bersama sejumlah koleganya untuk meninjau langsung berbagai unit usaha pesantren yang bergerak di bidang peternakan dan pertanian.
Pesantren yang diasuh oleh Gus Mufti Al Lutfi ini dikenal sebagai pesantren entrepreneur karena mengembangkan usaha mandiri guna mendukung keberlangsungan pesantren.
Beberapa unit usaha yang ditinjau antara lain peternakan burung puyuh, unggas, dan sektor pertanian lain yang dikelola langsung bersama para santri.
Apresiasi Kemandirian Pesantren
Dalam kunjungannya, Rini Soemarno mengaku kagum dengan inovasi yang dilakukan Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin.
Menurutnya, langkah tersebut tidak hanya membantu operasional pesantren, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap program ketahanan pangan nasional yang sedang digalakkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami apresiasi apa yang telah dilakukan Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin. Ke depan perlu ditingkatkan peternakan dan pertanian ini, bahkan kalau bisa masuk ke sektor usaha lain,” ujar Rini Soemarno.
Rini menilai pesantren entrepreneur seperti ini mampu menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain dalam membangun kemandirian ekonomi sekaligus menanamkan jiwa kewirausahaan kepada para santri.
Harapan Gus Lutfi untuk Dukungan Pemerintah
Sementara itu, Gus Mufti Al Lutfi, pengasuh Pondok Pesantren Roudlotush Sholihin, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Rini Soemarno.
Baginya, kehadiran Ketua Dewan Pembina MDS Coop tersebut merupakan bentuk dukungan nyata dari pihak luar terhadap kemandirian pesantren.
“Dukungan pemerintah diperlukan agar usaha-usaha yang dikembangkan oleh pesantren dapat berkembang lebih luas. Kami merencanakan tidak hanya usaha di bidang pangan saja, tetapi juga sektor lain sehingga bisa menopang operasional pesantren. Dengan begitu, orang tua santri juga ikut terbantu,” terang Gus Lutfi.
Santri Dilibatkan dalam Usaha Pesantren
Selain menopang kebutuhan pesantren, unit usaha peternakan dan pertanian ini juga menjadi sarana pembelajaran langsung bagi para santri. Mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari memberi pakan, mengumpulkan telur, hingga mengelola hasil panen.
“Santri-santri diajari dan dibekali mengelola peternakan serta pertanian. Sehingga, ketika dewasa nanti mereka bisa mandiri dan bahkan berbisnis,” tambah Gus Lutfi.
Gus Lutfi menerangkan, dalam menjalankan peternakan burung puyuh ini, pihaknya bekerjasama dengan PT Peksi Gunaraharja. Mulai dari pendampingan pembuatan kandang, bibit puyuh, pakan hingga perawatan.
“Telur-telur yang dihasilkan dari peternakan juga dibeli langsung oleh PT Peksi Gunaraharja. Sehingga kami tidak perlu lagi repot mencari pasar karena perusahaan Peksi sudah memiliki pasar sendiri,” jelas Gus Lutfi.
Pesantren Entrepreneur, Pilar Ketahanan Pangan
Kunjungan Rini Soemarno ini semakin menegaskan pentingnya peran pesantren sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan.
Melalui usaha berbasis pertanian dan peternakan, pesantren tidak hanya berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional, tetapi juga mencetak generasi muda yang memiliki jiwa entrepreneur.
Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak, model pesantren entrepreneur seperti Roudlotush Sholihin diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi pesantren lain di seluruh Indonesia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno Apresiasi Tinggi Pesantren Entrepreneur di Sleman
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |