TIMES BANTEN, BANTUL – Merti Wayang Beber Pancasila kembali digelar untuk ketiga kalinya di Museum Wayang Beber Sekartaji, Dusun Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada Minggu (1/6/2025).
Tradisi tahunan ini selalu diadakan setiap 1 Juni untuk memperingati Hari Lahir Pancasila. “Wayang Beber Pancasila itu core-nya memang Pancasila,” ujar Indra Suroinggeno, pendiri Museum Wayang Beber Sekartaji, kepada TIMES Indonesia di lokasi acara.
Menurut Indra, saking cintanya pada Pancasila, setiap jalan di desa ini pun namanya bertemakan Pancasila. "Di museum ini juga ada temuan kuno dari abad lampau seperti perhiasan Garuda dan kitab Sutasoma,” ujarnya.
Sejak pertama kali dihelat, Merti Wayang Beber Pancasila mengusung tema yang berbeda setiap tahunnya. Tema perdana adalah Garuda Arupa Bhumi, tahun kedua temanya Garuda Moka, dan pada tahun 2025 ini mengangkat tema Garuda Sri Bhairawa.
Kirab Merti Wayang Beber Pancasila di Dusun Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Bambanglipuro, bantul, Minggu, 1/6/2025. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Tema tersebut, menurut Indra, mencerminkan situasi terkini di mana masyarakat harus berjuang bersama dengan semangat kerelaan dan sukacita untuk memperingati nilai-nilai luhur Pancasila.
“Hari ini masyarakat itu tumbuh dengan kerelaan. Masyarakat harus mulai membiasakan diri dengan keadaan sekarang, belajar menjadi pondasi dari kehidupan sehari-hari. Masyarakat akar rumput yang harus menjadi Garuda sesungguhnya,” kata Indra.
Tema Garuda Sri Bhairawa, menurut Indra Suroinggeno, adalah simbol perjuangan menuju kemakmuran. Untuk mencapainya, masyarakat harus mau berkorban dalam arti luas: rela berbuat baik untuk sesama dan seluruh makhluk hidup.
Filosofi ini mencerminkan esensi terdalam dari Pancasila sebagai panduan hidup bersama dalam keberagaman dan kebersamaan. Jadi, Pancasila bukan hanya sekadar dijadikan dasar negara, melainkan Pancasila itu adalah ruh yang menyatukan semangat gotong royong, kemanusiaan, dan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Mantram dan Kirab Merti Wayang Beber Pancasila
Pentas wayang beber Pancasila dengan dalang Ki Indra Suroinggeno di museum wayang beber Sekartaji, Bantul, Minggu, 1/6/2025. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)
Sebelum pelaksanaan kirab, ratusan warga Dusun Kanutan dan sekitarnya berkumpul di halaman Museum Wayang Beber Sekartaji.
Rangkaian acara Merti Wayang Beber Pancasila dimulai pada pukul 14.10 wib dengan acara pertama Wali Raja yang dibawakan oleh Ki Supri Sapta Atmaja dan Ki Parjilan. Ki Supri Sapta Atmaja membaca doa lalu Macapatan dan geguritan bertemakan Pancasila dan budaya Nusantara.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Karahayuan oleh pendiri Museum Wayang Beber Sekartaji, Indra Suroinggeno. Sebagai pendiri museum, Indra menyampaikan banyak terimakasih pada seluruh warga yang hadir dilanjutkan dengan menjelaskan secara singkat makna Merti Wayang Beber Sekartaji.
Lalu ada pertunjukan Wayang Beber Pancasila dari Sanggar Bhuana Alit dengan dalang Ki Indra Suroinggeno. Pertunjukan ini menyampaikan narasi filosofis dengan balutan seni tradisi, menyentuh nilai-nilai kebijaksanaan lokal yang selaras dengan Pancasila.
Setelah itu, kelompok Taman Sesaji memimpin pembacaan mantram Pancasila, yang membangkitkan suasana khidmat dan kontemplatif.
Dalam puncak acara, seluruh warga melakukan kirab keliling kampung. Mereka membawa simbol-simbol Garuda Pancasila, dupa menyala, bunga-bunga, dan Wayang Beber Pancasila yang ikonik.
Anak-anak turut tampil sambil sesekali menari selama kirab berlangsung, sementara para perempuan memimpin mantram. “Tahun ini adalah tahun yang alami. Semua berjalan dari kesadaran dan kesukarelaan masyarakat,” terang Indra.
Acara ditutup dengan Keduk Tumpeng dan Kenduri Nusantara, sebagai lambang syukur dan kebersamaan.
Acara tahunan Merti Wayang Beber Pancasila ini sudah menjadi tradisi, namun tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi hidup bersama, membumikan Pancasila dalam bentuk seni, budaya, dan laku hidup keseharian yang dilakukan secara bersama dalam keberagaman. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Merti Wayang Beber Pancasila, Refleksi Garuda Sri Bhairawa dari Dusun Kanutan Bantul
Pewarta | : Eko Susanto |
Editor | : Ronny Wicaksono |