https://banten.times.co.id/
Berita

Menteri Israel Serukan Tentaranya Tembak Anak-Anak Palestina

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 11:02
Menteri Israel Serukan Tentaranya Tembak Anak-Anak Palestina Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir yang menyerukan penembakan terhadap anak-anak Palestina dan keledainya jika melewati garis kuning yang tidak jelas di Gaza.(FOTO: Times of Israel).

TIMES BANTEN, JAKARTA – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir menyerukan kepada tentaranya untuk menembak anak-anak Palestina dan keledainya jika melewati garis kuning.

"Kita harus berhenti dengan sikap belas kasihan," katanya saat berdiskusi dalam pertemuan Kabinet Israel, Jumat (24/10/2025) waktu setempat.

Seperti dilansir Al Jazeera yang mengutip dari Saluran 14 Israel,  Kabinet Israel, Jumat kemarin mengadakan diskusi untuk melanjutkan sikapnya terhadap warga Palestina yang melintasi garis kuning pasca gencatan senjata.

Tentara Israel sebelumnya telah membunuh beberapa warga Palestina karena diduga melintasi garis kuning. Garis kuning itu sendiri tidak didefinisikan secara jelas bagi warga Palestina.

Garis kuning itu ditetapkan dalam rencana Presiden AS Donald Trump untuk penarikan militer Israel dari Jalur Gaza sebagai bagian dari penerapan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.

Namun sekali lagi, garis kuning yang ditetapkan itu  tidak terlihat jelas, sehingga membuat warga Palestina rentan terhadap tembakan karena mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang mendekati garis kuning.

Namun Menteri Israel Itamar Ben Gvir menyerukan untuk membunuh orang dewasa sekaligus anak-anak dan keledainya di Garis Kuning itu.

Dalam diskusi itu Wakil kepala staf angkatan darat mengatakan bahwa tentara telah menembak orang dewasa yang mendekati garis, sementara untuk anak-anak dan keledainya hanya dihentikan saja.

Otoritas Penyiaran Israel itu melaporkan bahwa Ben-Gvir bertanya selama diskusi tingkat menteri: "Mengapa kita tidak menembak seorang anak yang sedang menunggangi keledai?"

Pertanyaan itu, menurut sumber yang sama, muncul sebagai tanggapan terhadap pernyataan seorang pejabat militer Israel yang tidak disebutkan namanya mengenai penerapan "garis kuning" untuk mencakup seorang tersangka dewasa, sementara seorang anak hanya ditangkap saat menunggangi keledai.

Dalam pertemuan tersebut pejabat yang bertanggung jawab atas koordinasi antara pemerintah dan Knesset, Dudi Amsalem, bertanya: Siapa yang harus ditembak lebih dulu, anak atau keledai?

Tetapi yang jelas Menteri Pertahanan Yisrael Katz dalam pertemuan tersebut menyimpulkan dengan mengatakan siapa pun yang mendekati pagar harus tahu bahwa mereka mungkin akan terluka.

Tentara Israel sebelumnya sudah  membunuh sejumlah warga Palestina karena diduga melintasi garis kuning yang tidak didefinisikan secara jelas itu.

Sejak gencatan senjata berlaku sejak 10 Oktober lalu itu, tentara Israel telah membunuh 100 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza, dan beberapa pembunuhan itu terjadi di dekat garis kuning.

Pada 18 Oktober lalu, tentara Israel juga membunuh 11 anggota keluarga Abu Shaaban di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, menurut Pertahanan Sipil Gaza.

Diantara korbannya adalah tujuh anak-anak dan tiga perempuan saat keluarga mereka berada di dalam kendaraan untuk pulang  memerik rumahnya.

Militer Israel mengatakan tentara menembaki kendaraan itu karena telah melintasi garis kuning. Namun, karena tidak adanya penanda fisik untuk garis tersebut, banyak warga Palestina tidak dapat menentukan lokasi batas tak kasat mata ini.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sejak itu mengatakan bahwa tentara akan memasang rambu-rambu visual untuk menunjukkan lokasi garis tersebut.

Pada fase gencatan senjata pertama, Israel masih menguasai lebih dari separuh Jalur Gaza, sementara wilayah-wilayah di luar garis kuning masih berada di bawah kehadiran militernya. Hal ini telah menghalangi warga Beit Lahiya, Beit Hanoon, wilayah Shujayea, Tuffah, Zeitoun, sebagian besar Khan Younis, dan seluruh Kota Rafah untuk kembali ke rumah.

Dengan penarikan pasukan Israel ke Garis Kuning, tentara Israel masih mengendalikan 53% Jalur Gaza, dan akan melaksanakan penarikan berikutnya sesuai dengan tahapan perjanjian.

Tahap pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza telah berlaku sejak 10 Oktober, sesuai dengan rencana Trump.

Penarikan pasukan yang dimulai dengan perjanjian tersebut meliputi Kota Gaza (utara), dengan pengecualian lingkungan Shuja'iyya (timur kota), dan sebagian lingkungan Tuffah (timur) dan Zeitoun (tenggara).

Di kota Khan Yunis (selatan), tentara Israel mundur dari wilayah tengah dan sebagian timur, sembari mencegah warga Palestina memasuki kota Beit Hanoun dan Beit Lahia (utara), kota Rafah (selatan), dan jalur pantai.

Itamar Ben-Gvir adalah sosok yang selalu menciptakan provokasi. Ia mengklaim bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa, karena itu ia berniat membangun sinagoge di tempat suci dan paling sensitif di Yerusalem itu. (*)

 

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banten just now

Welcome to TIMES Banten

TIMES Banten is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.