https://banten.times.co.id/
Berita

Pagelaran Seni Teater Lakon Raung Silago di Banjarnegara Mampu Bikin Penonton Merinding

Minggu, 01 Juni 2025 - 22:52
Pagelaran Seni Teater Lakon Raung Silago di Banjarnegara Mampu Bikin Penonton Merinding Pagelaran seni teater lakon Raung Silago di gedung Deskranasda Banjarnegara. (FOTO: Kominfo Banjarnegara)

TIMES BANTEN, BANJARNEGARA – Ratusan penonton seketika terdiam, hening. Ada kesan horor saat teater Lentera Jepara membawakan drama lakon 'Raung Silago', Sabtu malam (31/5/2025) di Gedung Deskranasda Kabupaten Banjarnegara. 

‎Tidak itu saja aksi monolog dari Dewan Kesenian Banjarnegara juga tak kalah seru membuat para pegiat seni teater di Banjarnegara terkesima dan kagum.

‎Kisah teatrikal 'Raung Silugo' memang cukup menarik karena kesan identik dengan alam Banjarnegara yang kaya akan bahan tambang.  ‎Bahkan akibat pertambangan ilegal yang tejadi di Banjarnegara membuat ratusan petani menjerit karena sawahnya hilang perlahan tergerus erosi.

‎Cerita Kerusakan Alam dan Habitat 

‎Teater Lentera Jepara bercerita tentang kerusakan alam laut akibat aktivitas penambangan pasir laut di negeri konaha, 

‎Tidak itu saja para nelayan berkantong tebal menggunakan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan. Bahkan, persoalan sampah di pantai dan laut yang membuat hilangnya tempat tinggal habitat makhluk laut.

‎Alkisah, pada masa kekuasaan Kaisar Pom Pom banyak para Kroco bersikap semaunya, karena merasa punya kuasa. Mereka merongrong segala kehidupan bawah laut. Melalui operasi Jaring Iblis, para Kroco memanfaatkan kesempatan itu untuk berebut kekuasaan.

‎Satu sama lain bermaksud menguasai seluruh dunia bawah laut, menguras isinya, dan memperbudak setiap penghuni lautan. 

‎Silago yang menyadari akan tindakan kroni-kroni tersebut, berniat untuk melakukan perlawanan dengan mengajak Jambrong, Barbaron dan para Ordo untuk memunculkan pemberontakan. 

‎Namun pada akhirnya Silago terjebak sendiri di situasi yang tidak disangkanya. Entahlah, apa yang kemudian terjadi. Mungkin sama seperti apa yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, ada kekuasaan bisa bertahan diantara puing dan kerusakan alam yang merugikan kaum marjinal.

‎Sementara Dewan Kesenian Banjarnegara yang menampilkan Monolog dengan judul pagar laut menampilkan cerita penderitaan dan jeritan hati nelayan kecil yang kehilangan haknya atas laut tempat mereka bertahan hidup.

‎Cerita dibuka dengan kehidupan sederhana namun penuh syukur para nelayan, yang menjadikan laut sebagai rumah kedua mereka. Laut memberi kehidupan, dan mereka pun menjaganya dengan cinta dan kebijaksanaan turun-temurun.

‎Namun, segalanya berubah ketika pejabat-pejabat kota datang membawa "kebijakan baru" dengan pembangunan pagar laut demi dalih menjaga ekosistem. 

‎Dalam pelaksanannya pagar itu bukan pelindung, melainkan jeruji yang merampas kemerdekaan nelayan kecil. Hak untuk melaut dibatasi, dan yang melanggar diancam dengan denda bahkan penjara sementara kapal-kapal besar terus bebas beroperasi.

‎Naskah ini menghadirkan kemarahan yang tak bisa dibendung, kesedihan yang dalam, dan perasaan dikhianati oleh sistem yang lebih mementingkan keuntungan daripada keadilan.

‎Puncaknya adalah simbolisme jaring yang dulu menjadi alat mencari hidup kini justru menjadi jerat yang menenggelamkan harapan.

‎Seni Teater Diharapkan Berkembang 

‎Usai menyaksikan pagelaran ini, Tursiman selaku Kepala Dinas Pariwisata Banjarnegara berharap seni teater di Banjarnegara bisa terus berkembang.

‎Kehadiran seni teater kata Tursiman sangat penting dalam upaya melestarikan budaya lokal, membangun karakter dan mendorong pariwisata di Banjarnegara sekaligus media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai budaya, moral, dan sosial kepada generasi muda.

‎“Seni teater tradisional adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya suatu daerah sehingga sangat penting untuk mendukung pelestarian dan menjaga keberadaan seni teater tradisional,” jelasnya seraya menambahkan jika seni teater juga dapat diintegrasikan dengan objek wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

‎Sementara Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Banjarnegara Ismawan Setya Handoko SE berharap kehadiran teater lentera dari Kabupaten Jepara bisa menjadi contoh kematangan seni teater agar bisa diadopsi oleh seniman teater di Banjarnegara.

‎Ia berharap kedepan seni teater bisa menjadi ruang ekspresi bagi generasi muda di bidang seni dan budaya.

‎ “Kami berencana untuk menggunakan Balai Budaya Banjarnegara untuk pusat kegiatan seni dan budaya sehingga bisa memberikan ruang bagi seniman untuk berkarya dan menciptakan karya-karya teater yang inovatif,” kata Ismawan Setya Handoko SE, Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Banjarnegara. (*)

Pewarta : Muchlas Hamidi
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banten just now

Welcome to TIMES Banten

TIMES Banten is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.